PHOTO BARENG PEMBINA
Usai Peringatan HARI KELUARGA NASIONAL Pengurus pik Photo bareng pembina Pik Remaja SMKN 1 Sengkang
PHOTO BARENG DUTA MEHASISWA
Pengurus Pik Photo bareng Duta Mahasiswa Sulsel
Penjemputan Tim Penilai
Pengurus Pik Remaja Tegar Smkn 1 Sengkang Menjemput Tim Penilai Dari Sulse
Jambore Pik Remaja Tegar
Photo dengan peserta jambore Pik Remaja Tegar
Pemberian Cindera Mata
Pemberian Cindera Mata Oleh Kepala Sekolah SMK NEGERI 1 SEGKANG
Pertumbuhan Penduduk di Indonesia
Berdasarkan sensus tahun 2011 diketahui bahwa pertumbuhan penduduk melebihi proyeksi nasional yaitu sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49 per tahun. Jika laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun maka setiap tahunnya akan terjadi pertumbuhan penduduk sekitar 3,5 juta lebih per tahun. Dengan demikian, jika di tahun 2011 jumlah penduduk 237,6 juta jiwa maka di tahun 2012 bertambah 3,5 juta maka sekarang ada 241 juta jiwa lebih. Bila laju pertumbuhan tidak ditekan maka jumlah penduduk di Tanah Air pada 2045 bisa menjadi sekitar 450 juta jiwa, hal ini berarti satu dari 20 penduduk dunia adalah orang Indonesia.
Apabila pertumbuhan
penduduk terus bertambah, sementara laju pertumbuhan ekonomi berjalan
lamban, maka negara tersebut akan semakin bertambah miskin dan akan
mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. Untuk itu diperlukan upaya dan
langkah konkret guna menghindari terjadinya ledakan penduduk di masa
yang akan datang.
Pengaruh Pertambahan penduduk terhadap Budaya
Tidak ada kebudayaan
yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak
kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat
yang menjadi wadah kebudayaan. Gerak manusia terjadi oleh karena
mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lain.
Terjadinya gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
- Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
- Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat.
Perubahan kebudayaan
terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu
dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda
sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat
laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Beberapa masalah yang menyangkut proses itu adalah :
- Unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima
- Unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima
- Individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur baru
- Ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut
Secara sederhana
hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku
kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia.
Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta,
maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak
bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang
dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan
peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada awalnya peraturan itu jadi maka
manusia yang membuatnya harus patuh terhadap peraturan tersebut. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu
sendiri. Apa yang tercakup dalam suatu kebudayaan tidak akan jauh
menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya
Dan adapun solusi yang yang kami berikan yaitu :
1. Pengenalan budaya indonesia kepada anak-anak
2. Pelestarian budaya indonesia dari sabang sampai merauke
3. Pengenalan budaya indonesia kepada turis
pengaruh pertambahan penduduk terhadap kehidupan sosial
Pertumbuhan penduduk yang signifikan da terus meningkat akan berdampak pada perubahan sosial kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku dalam masyarakat. Berikut adalah penjelasan mengenai pengaruh pertambahan penduduk terhadap kehidupan sosial :
> Meningkatnya permintaan terhadap kebutuhan sandang, pangan,dan papan Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan pokok yang harus terpenuhi, yakni sandang, pangan, dan papan. Ketiga kebutuhan ini tak terelakkan lagi harus terpenuhi untuk kelanjutan hidup manusia. Kebutuhan akan sandang dapat dipenuhi oleh industry tekstil,kebutuhan akan pangan dapat dipenuhi oleh industri pertanian(salah satunya), dan kebutuhan papan dapat dipenuhi oleh industry bahan bangunan (salah satunya). Jika terjadi ledakan jumlah penduduk, maka semakin banyak pula manusia yang membutuhkan asupan sandang, pangan, dan papan.Tapi apa yang terjadi jika ternyata stok sandang, pangan, dan papan yang ada ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduk yang jumlahnya semakin bertambah ? Ledakan Penduduk pada tahun 1968 oleh Paul R. Ehrlich meramalkan adanya bencana kemanusiaan akibat terlalu banyaknya penduduk dan ledakan penduduk. Karya tersebut menggunakan argumen yang sama seperti yang dikemukakan Thomas Malthus , bahwa laju pertumbuhan penduduk mengikuti pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui suplai makanan yang akan mengakibatkan kelaparan . Sebagai contoh untuk kebutuhan pangan, pemerintah memiliki BULOG untuk pemerintah pusatdan DOLOG untuk pemerintah daerah yang berfungsi salah satunya untuk menjamin ketersediaan kebutuhan pangan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, dan lain-lain. Semakin bertambahnya penduduk, maka akan semakin banyak pula kebutuhan pangan pokok yang harus disediakan oleh DOLOG.Bagaimana jika kebutuhan sembako yang disediakan oleh DOLOG ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduk di daerah itu? Tentu sembako akan menjadi barang rebutan dan akan menjadi barang yang langka yang mengakibatkan harganya akan semakin melonjak dan masyarakat yang berada di kelas ekonomi menengah ke bawah tidak mampu membeli kebutuhan pangan tersebut, dan tentu akan berdampak pada kemiskinan yang kian parah.
> Berkurangnya lahan tempat tinggal Untuk memenuhi kebutuhan papan yakni rumah tentu kita memerlukan lahan untuk membangun. Semakin bertambah banyak penduduk, tentu kebutuhan akan rumah semakin banyak dan otomatis lahan yang dibutuhkan semakin banyak. Sementara lahan yang tersedia luasnya tetap. Yang akan terjadi adalah padatnya pemukiman dan sedikit sekali lahan-lahan kosong yang tersisa karena semakin sedikitnya lahan yang kosong, akan membuat harga tanah semakin melonjak, dan tentu saja masyarakat ekonomi menengah ke bawah tidak mampu membeli tanah untuk membangun rumah, sehingga mereka mencari “lahan” lain untuk tinggal, seperti kolong jembatan, taman kota, stasiun, emperan toko, dan lain-lain. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan papan, untuk memenuhi kebutuhan pangan pun kita memerlukan lahan. Misalnya beras, untuk menghasilkan beras tentu diperlukan sawah untukmenanam padi.Semakin bertambahnya penduduk semakin bertambah pula kebutuhan akan beras . Dan semakin bertambahnya kebutuhan beras akan semakin bertambah pula kebutuhan akan lahan untuk menanam padi. Apa yang terjadi jika lahan ‘lumbung padi’ nasional semakin lama semakin berkurang ? Jika kita dilihat dua fenomena di atas, ledakan penduduk akan mengakibatkan terjadinya perebutan lahan untuk perumahan dan pertanian.
> Meningkatnya investor yang datang Dengan banyaknya jumlah penduduk akan berakibat menjamurnya pusat perbelanjaan. Seorang pengusaha tentu akan membangun usahanya ditempat yang strategis, tempat yang ramai, dan tempat yang menurutnya banyak terdapat konsumen. Kawasan padat penduduklah yang akan menjadi incaran para investor atau pengusaha. Untuk daerah perkotaan, para pengusaha akan cenderung untuk membangun pusat perbelanjaan modern atau yang biasa kita sebut Mall. Mungkin menurut sebagian besar orang, suatu daerah yang memiliki banyak Mall mencirikan bahwa daerah tersebut adalah daerah metropolitan yang masyarakatnya cenderung berada di kelas ekonomi menengah ke atas dan akan mendongkrak gengsi masyarakat. Padahal fakta yang ada di balik fenomena menjamurnya pusat perbelanjaan modern adalah meningkatnya sifat konsumtif. Jika jumlah pusat perbelanjaan di suatu daerah semakin banyak, lama kelamaan akan menimbulkan sifat konsumtif masyarakat di daerah tersebut.
> Meningkatnya angka pengangguran Semakin bertambahnya jumlah penduduk tentu akan meningkatkan jumlah tenaga kerja yang tersedia. Namun bagaimana jika lapangan pekerjaan yang tersedia tidak cukup menampung jumlah tenaga kerja yang ada? Tentu hal ini akan berdampak pada meningkatnya angka pengangguran. Ledakan penduduk adalah masalah yang harus segera ditangani dengan serius oleh pihak-pihak yang terkait karena apabila permasalahan ini terus berlanjut akan mengakibatkan dampak-dampak yang telah dijelaskan.
Adapun solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan ledakan penduduk yaitu:
a. Melakukan program transmigrasi
b. Menlaksanakan program keluarga berencana
c. Mengoptimalkan lahan dengan menggunakan teknologi seuai perkembanagan global.
d. Pemerataan pembangunan oleh pemerintah
Pertabahan penduduk didunia
Manusia diperkirakan hidup di dunia sudah sekitar dua juta tahun yang lalu. Pada waktu itu jumlahnya masih sangat sedikit. Bahkan pada 10.000 tahun sebelum masehi, penduduk dunia diperkirakan baru sekitar 5 juta jiwa.
Namun demikian, pada tahun pertama setelah masehi, jumlah penduduk dunia telah berkembang hampir mencapai 250 juta jiwa. Dari tahun pertama setelah masehi, sampai kepada masa permulaan revolusi industri di sekitar tahun 1750, populasi dunia telah meningkat dua kali lipat menjadi 728 juta jiwa. Selama 200 tahun berikutnya (1750 – 1950) tambahan penduduk sebanyak 1,7 milyar jiwa. Tetapi dalam 25 tahun berikutnya (1950 – 1975), ditambah lagi dengan 1,5 milyar jiwa, yang jika dijumlahkan seluruhnya pada akhir tahun 1975 telah mencapai hampir 4 milyar jiwa.
Pada tahun 1986, populasi dunia sudah mendekati angka 5 milyar, yang diperingati secara simbolis dengan kelahiran salah satu bayi di negara Yugoslavia tepat pada tanggal 11 Juli 1987. Pada tahun 2005 jumlah penduduk dunia sudah mencapai angka 6,45 milyar
Dampak pertumbuhan penduduk terhadap Lingkungan
08:29
Kehidupan manusia tidak dapat
dilepaskan dari alam. Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, manusia melakukan
eksploitasi terhadap alam. Eksploitasi terhadap alam dapat menimbulkan berbagai
masalah, terutama pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Berbagai
jenis bahan tambang seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara merupakan
sumber daya alam yang suatu saat akan habis dan tidak dapat diperbarui lagi.
Meningkatnya populasi penduduk berarti meningkat pula kebutuhan hidup.
Ketidakseimbangan antara pertambahan
penduduk dan peningkatan produksi pangan akan memengaruhi kualitas hidup
manusia. Usaha meningkatkan kualitas hidup manusia makin berat apabila jumlah
penduduknya besar. Pertambahan penduduk yang tinggi dapat menghambat upaya
untuk meningkatkan kemakmuran suatu negara. Apabila suatu negara memiliki
pendapatan kecil dan jumlah penduduk banyak, pendapatan per kapita akan rendah.
Hal itu menunjukkan bahwa taraf kehidupan ekonomi masyarakat rendah. Berikut
ini, berbagai dampak dari kepadatan penduduk:
1.
Ketersediaan
Air Bersih
Air merupakan sumber kehidupan.
Sebagian besar tubuh makhluk hidup terdiri atas air. Air merupakan salah satu
sumber daya alam yang sangat besar manfaatnya bagi manusia. Selain minum, air
juga diperlukan untuk menjaga kebersihan pakaian, badan, dan lingkungan.
Tumbuh-tumbuhan dan hewan temak juga memerlukan air, begitu pula pemrosesan
barang-barang produksi maupun industri. Meningkatnya jumlah penduduk
menyebabkan peningkatan kebutuhan air. Pada umumnya, kebutuhan air diperkotaan
dipenuhi oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang mengalirkan air sampai ke
rumah-rumah penduduk. Akan tetapi, makin padatnya penduduk menyebabkan daerah
peresapan air hujan makin berkurang.
Padahal, kebutuhan air dari PAM
banyak yang diambil dari air bawah tanah. Oleh karena itu, makin padat jumlah
penduduk menyebabkan penipisan persediaan 'air' bawah tanah yang -dapat diambil
oleh PAM. Sementara itu, masih banyak kegiatan industri yang belum memiliki
sistem pengolahan limbah yang baik sehingga air limbah turut memperburuk
kebersihan air di lingkungan. Pembangunan pemukiman masih banyak yang belum mengacu
pada konservasi alam. Sebagai contoh, pembuatan lantai semen, betonisasi pada
seluruh halaman, dan pengaspalan jalan raya maupun menutup seluruh lapisan
tanah menyebabkan tidak terjadi peresapan air. Akibatnya, air hujan terus
mengalir ke sungai dan kembali ke laut.
Meskipun 2/3 dari luasan bumi berupa
air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan secara langsung. Oleh karena
itu persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan masalah yang cukup
serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industri, untuk memenuhi
kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan sebagainya. Jumlah penduduk yang
meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan.
Pembuatan sumur artesis untuk
keperluan industri dan kompleks perumahan mengakibatkan sumur-sumur tradisional
mengering. Selain itu, kawasan pemukiman padat penduduk sering hanya
menyediakan sedikit kawasan terbuka sebagai daerah serapan air hujan. Kawasan
yang tertutup rapat oleh aspal dan beton membuat air tidak dapat meresap ke
lapisan tanah, sehingga pada waktu hujan air hanya mengalir begitu saja melalui
permukaan tanah. Akibatnya cadangan air di dalam tanah semakin lama semakin
berkurang sehingga pada musim kemarau sering kekurangan air bersih.
2.
Ketersediaan
Pangan
Untuk bertahan hidup, manusia
membutuhkan makanan. Dengan bertambahnya jumlah populasi penduduk, maka jumlah
makanan yang diperlukan juga semakin banyak. Ketidakseimbangan antara
bertambahnya jumlah penduduk dengan bertambahnya produksi pangan sangat
mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya penduduk dapat kekurangan gizi
atau bahkan kurang pangan. Sebagian besar lahan pertanian di kota digunakan untuk
lahan pembangunan pabrik, perumahan, kantor, dan pusat perbelanjaan. Untuk
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat kota sangat tergantung dengan tersedianya
pangan dari desa. Jadi kenaikan jumlah penduduk akan meningkat pula kebutuhan
pangan dan lahan.
Thomas
Robert Maltus seorang
sosiolog Inggris, mengemukakan teori yang berjudul Essay on The
Principle of Population. Maltus menyimpulkan bahwa pertambahan
penduduk mengikuti deret ukur, sedangkan pertambahan produksi
pangan mengikuti deret hitung. Jadi semakin
meningkat pertumbuhan penduduk, semakin tinggi pula kebutuhan pangan. Oleh
karena itu peningkatan produksi pangan perlu digalakkan. Penduduk yang
kekurangan makanan akan menyebabkan gangguan pada fungsi kerja tubuh dan dapat
terjangkit penyakit seperti busung lapar, anemia, dan beri-beri.
Peningkatan jumlah penduduk
menyebabkan kebutuhan pemukiman dan sarana-sarana umum terus bertambah sehingga
banyak lahan pertanian yang dialih fungsikan, misalnya untuk tempat tinggal,
pembangunan pabrik dan rumah sakit. Akibatnya, produksi pertanian akan menurun
sehingga bahan pangan harus di imp or. Apabila harga bahan pangan impor tidak
terjangkau oleh masyarakat dapat terjadi bencana kelaparan. Untuk memenuhi
kebutuhan primer (termasuk pangan), pemerintah telah menerapkan usaha untuk
melaksanakan swasembada bahan pangan. Usaha konkret yang telah dilakukan, yaitu
1. ekstensifikasi pertanian dengan cara
membuka lahan baru yang masih memungkinkan;
2. meningkatkan teknologi pertanian,
perikanan, dan peternakan;
3. meningkatkan persediaan bahan
makanan;
4. mengubah sikap dan cara mengonsumsi
makanan, antara lain mengubah agar masyarakat tidak hanya bergantung pada satu
jenis bahan makanan saja;
5. diversifikasi tanaman dan lahan
pertanian.
Diversifikasi berarti
penganekaragaman tanaman dan lahan untuk membudidayakannya. Berbagai jenis
tanaman pangan perlu dibudidayakan. Berbagai macam lahan juga perlu
dimanfaatkan untuk pembudidayaan tanaman yang sesuai. Usaha lain yang terus
digalakkan adalah penerapan pancausaha tani yang meliputi pengolahan tanah,
penggunaan bibit unggul, pemupukan, pengairan, dan pemberantasan hama/penyakit
pada tanaman.
3.
Ketersediaan
Lahan
Kepadatan penduduk mendorong
peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk
tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan
sebagainya. Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan
memanfaatkan lahan pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan sarana
dan prasarana kehidupan. Selain itu pembukaan hutan juga sering dilakukan untuk
membangun areal industri, perkebunan, dan pertanian. Meskipun hal ini dapat
dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu merusak lingkungan hidup
yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi peluang terjadinya
kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan
penduduk.
Pesatnya pertambahan penduduk
mengakibatkan makin besar kepadatan penduduk. Jumlah penduduk yang bertambah
dengan luas lahan tetap menyebabkan peningkatan kepadatan penduduk. Akibatnya,
makin besar perbandingan antara jumlah penduduk dan luas lahan. Pada akhirnya,
lahan untuk perumahan makin sulit didapat. Itulah sebabnya di kota-kota besar
yang sangat padat penduduknya, kita lihat banyak yang mendirikan bangunan tidak
resmi, bahkan ada pula yang membuat tempat tinggal sementara dari plastik atau
dari karton di pinggir sungai atau di bawah kolong jembatan.
4.
Ketersediaan
Udara Bersih
Di daerah padat penduduk seperti di
perkotaan, jumlah kendaraan bermotor meningkat. Gas sisa pembakaran kendaraan
bermotor menyebabkan pencemaran udara. Pencemaran udara banyak mengakibatkan
gangguan kesehatan. Manusia dan makhluk hidup memerlukan udara sehat, yaitu
udara yang tidak mengandung un sur pencemar, misalnya gas karbon monoksida dan
karbon dioksida yang jumlahnya melebihi normal. Gas yang diambil dari udara
buruk pernapasan makhluk hidup adalah oksigen. Gas tersebut merupakan hasil
proses fotosintesis tumbuhan hijau. Oleh karena itu, diperlukan pelestarian
tumbuhan hijau melalui penghijauan dan reboisasi untuk membersihkan udara.
Udara bersih merupakan kebutuhan
mutlak bagi kelangsungan hidup manusia. Udara bersih banyak mengandung oksigen.
Semakin banyak jumlah penduduk berarti semakin banyak oksigen yang diperlukan.
Bertambahnya pemukiman, alat transportasi, dan kawasan industri yang
menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi, bensin, solar, dan batu bara)
mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara semakin tinggi. Berbagai kegiatan
industri juga menghasilkan gas-gas pencemar seperti oksida nitrogen (NOx) dan
oksida belerang (SOx) di udara. Zat-zat sisa itu dihasilkan akibat dari
pembakaran yang tidak sempurna.
Jadi dapat dipahami bahwa semakin
tinggi kepadatan penduduk, maka kebutuhan oksigen semakin banyak. Oleh karena
itu pemerintah kota di setiap wilayah gencar mengkampanyekan
penanaman pepohonan. Selain sebagai penyejuk dan keindahan, pepohonan berfungsi
sebagai hutankota untuk menurunkan tingkat pencemaran udara.
5.
Pencemaran
Lingkungan
Peningkatan jumlah penduduk diikuti
dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Hal itu menyebabkan kebutuhan
akan barang,jasa, dan tempat tinggal meningkat tajam dan menuntut tambahan
sarana dan prasarana untuk melayani keperluan masyarakat. Akan tetapi, alam
memiliki daya dukung lingkungan yang terbatas. Kebutuhan yang terus-menerus
meningkat tersebut pada gilirannya akan menyebabkan penggunaan sumber daya alam
sulit dikontrol. Pengurasan sumber daya alam yang tidak terkendali tersebut
mengakibatkan kerusakan lingkungan.
Aktivitas manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak buruk pada lingkungan. Misalnya
untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka kayu di hutan
ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan
dibuka dan rawa/lahan gambut dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang,
didirikan pabrik tekstil. Untuk mempercepat transportasi, diciptakan berbagai
jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak dilakukan dengan benar, aktivitas
seperti contoh tersebut lambat laun dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan
kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan hutan yang tidak terkendali dapat
mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor, serta dapat
melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Apabila daya
dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan penduduk selanjutnya
menjadi tidak terjamin.
Di daerah yang
padat, karena terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali sampah dibuang di tempat yang
tidak semestinya, misalnya di sungai. Akibatnya timbul pencemaran air dan
tanah. kebutuhan transportasi juga bertambah sehingga jumlah kendaraan bermotor
meningkat. Hal ini akan menimbulkan pencemaran udara dan suara. Jadi kepadatan
penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran
lingkungan dan kerusakan ekosistem.
6.
Pengaruh
Kepadatan Populasi Manusia terhadap Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha
mencerdaskan manusia sehingga mampu meningkatkan produktivitasnya untuk
menghasilkan barang dan jasa. Kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan akan
terus meningkat apabila jumlah penduduk usia muda terus bertambah. Kemampuan
menyediakan sarana dan prasarana untuk pelayanan masyarakat termasuk pendidikan
makin kecil. Apabila suatu negara tidak mampu mencukupi dan menyediakan sarana
dan prasarana pendidikan, banyak anak yang tidak tertampung di sekolah-sekolah.
Pada gilirannya. ringkar pendidikan sebagian masyarakat tetap rendah. Rendahnya
tingkat pendidikan memengaruhi produktivitas dalam rnenghasilkan barang dan
jasa.
Pendidikan merupakan usaha
mencerdaskan manusia sehingga mampu meningkatkan produktivitasnya untuk
menghasilkan barang dan jasa. Kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan akan
terus meningkat apabila jumlah penduduk usia muda terus bertambah. Kemampuan
menyediakan sarana dan prasarana untuk pelayanan masyarakat termasuk pendidikan
makin kecil. Apabila suatu negara tidak mampu mencukupi dan menyediakan sarana
dan prasarana pendidikan, banyak anak yang tidak tertampung di sekolah-sekolah.
Pada gilirannya. ringkar pendidikan sebagian masyarakat tetap rendah. Rendahnya
tingkat pendidikan memengaruhi produktivitas dalam rnenghasilkan barang dan
jasa.
KTT Bumi yang diselenggarakan di Rio
De Janeiro (Brasil) pada bulan Juni 1992 yang lalu, merupakan bentuk kepedulian
negara maju dan negara berkembang ferhadap pengelolaan dan pengendalian
lingkungan hidup dunia. KTT tersebut dihadiri oleh lebih dari 100 kepala negara
di dunia. Negara-negara industri diharapkan lebih bertanggung jawab dan mampu
membiayai usaha perbaikan lingkungan hidup. Hal itu disebabkan konsumsi energi
di negara industri jauh lebih besar dibandingkan dengan negara yang sedang
berkembang.
Peningkatan konsumsi energi
menyebabkan makin banyak pembuangan bahan pencemar dan sampah. Negara
berkembang dan negara miskin dengan segala keterbatasannya berusaha untuk
mengendalikan akibat yang ditimbulkan oleh penggunaan sumber daya alam. Akan
tetapi, jumlah penduduk, yang bertambah pesat makin meningkatkan pemanfaatan
sumber daya alamo Sementara itu, rendahnya pendidikan penduduk di negara
berkembang juga menjadi kendala dalam usaha pengelolaan dan pengendalian
lingkungan hidup. Keadaan ini makin mendorong rusaknya lingkungan hidup.Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Agama
08:16
Menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Budha terhadap
masyarakat di berbagai daerah di Indonesia
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat :masyarakat di berbagai daerah di Indonesia
1. Menjelaskan proses masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia
2. Menguraikan wujud akulturasi kebudayaan Hindu – Budha dengan kebudayaan Indonesia.
A. Teori Tentang Masuk dan Menyebarnya Hindu-Budha ke Kepulauan Indonesia
1. Teori BRAHMANA (J.C VAN LEUR)Teori ini menyatakan bahwa yang berperan dalam proses masuknya kebudayaan Hindu Budha ke Indonesia adalah Kaum Brahmana dengan alasan para Brahmana datang ke Indonesia atas undangan para bangsa India yang ada di Indonesia untukmenyebarkan dan mengajarkan agama Hindu karena hanya kaum Brahmana yang dapat membaca kitab weda dan berwewenang tinggi untuk menyebarkan agama Hindu.
2. Teori KSATRIA (F.D.K. BOSCH)Teori ini beranggapan bahwa, di Indonesia telah terjadi kolonisasi oleh orang India yang kemudian daerah koloni tersebut menjadi pusat penyebaran budaya India sehingga timbul gambaran bahwa orang-orang Indialah sebagai golongan penguasa Indonesia dengan demikian yang berperan dalam proses masuknya kebudayaan HINDU-BUDHA adalah golongan prajurit atau kaum ksatria.
3. Teori WAISYA (N.J.KROM)Teori ini menyatakan bahwa kaum pedagang dari India yang tergolong dalam kasta Waisya selain berdagang juga membawa adat kebiasaan misalnya upacara keagamaan. Pada umumnya mereka tinggal menetap di Nusantara dan selain itu kemungkinan juga terjadi adanya perkawinan antara para pedagang dengan wanita Indonesia, hal ini dianggap sebagai saluran penyebaran pengaruh yang penting dalam teori ini.
1. Teori BRAHMANA (J.C VAN LEUR)Teori ini menyatakan bahwa yang berperan dalam proses masuknya kebudayaan Hindu Budha ke Indonesia adalah Kaum Brahmana dengan alasan para Brahmana datang ke Indonesia atas undangan para bangsa India yang ada di Indonesia untukmenyebarkan dan mengajarkan agama Hindu karena hanya kaum Brahmana yang dapat membaca kitab weda dan berwewenang tinggi untuk menyebarkan agama Hindu.
2. Teori KSATRIA (F.D.K. BOSCH)Teori ini beranggapan bahwa, di Indonesia telah terjadi kolonisasi oleh orang India yang kemudian daerah koloni tersebut menjadi pusat penyebaran budaya India sehingga timbul gambaran bahwa orang-orang Indialah sebagai golongan penguasa Indonesia dengan demikian yang berperan dalam proses masuknya kebudayaan HINDU-BUDHA adalah golongan prajurit atau kaum ksatria.
3. Teori WAISYA (N.J.KROM)Teori ini menyatakan bahwa kaum pedagang dari India yang tergolong dalam kasta Waisya selain berdagang juga membawa adat kebiasaan misalnya upacara keagamaan. Pada umumnya mereka tinggal menetap di Nusantara dan selain itu kemungkinan juga terjadi adanya perkawinan antara para pedagang dengan wanita Indonesia, hal ini dianggap sebagai saluran penyebaran pengaruh yang penting dalam teori ini.
4.Teori SUDRAMenyatakan
bahwa agama Hindu-Budha masuk ke Indonesia melalui Kasta Sudra. Mereka
datang ke Indonesia ingin merubah hidupnya karena mereka di India hanya
dijadikan sebagai budak.
5. Teori ARUS BALIKMenyatakan bahwa orang Indonesia pergi ke India untuk belajar agama Hindu dan kemudian kembali lagi ke Indonsia untuk menyebarkan agama tersebut.
6. Teori GABUNGAN
Para kaum Brahmana, ksatria, Waisya, dan Sudra berkumpul dalam satu kapal untuk mencari daerah koloni yang dijadikan kekuasaan dan menyebarkan agama Hindu.
5. Teori ARUS BALIKMenyatakan bahwa orang Indonesia pergi ke India untuk belajar agama Hindu dan kemudian kembali lagi ke Indonsia untuk menyebarkan agama tersebut.
6. Teori GABUNGAN
Para kaum Brahmana, ksatria, Waisya, dan Sudra berkumpul dalam satu kapal untuk mencari daerah koloni yang dijadikan kekuasaan dan menyebarkan agama Hindu.
B. Interaksi Masyarakat Di Berbagai Daerah Dengan Tradisi Hindu-Budha.
Secara geografis Indonesia terletak dilintas jalur perdagangan internasional melalui jalur laut yaitu India-Indonesia-Cina dan seterusnya karena adanya hubungan dagang antara Indonesia dan India mengakibatkan masuknya pengaruh budaya India ke Indonesia, baik pengaruh Hindu maupun Budha. Oleh karena itu pusat-pusat peradaban Hindu-Budha banyak ditemukan di wilayah Indonesia yang menjadi bagian dari jalur perdagangan kuno antara Cina dan India.
Pada awalnya jalur perdagangan antara India dan Cina melewati Selat Malaka namun ada juga di antara mereka yang menyusuri sepanjang pantai Pulau Sumatra, Pantai Utara Jawa, pantai Timur Kalimantan dan terus ke Cina. Kawasan yang dilalui jalur perdagangan internasional seperti Sumatera, Jawa, Bali dan sebagian Kalimantan mempunyai kegiatan perdagangan yang ramai sehingga mengakibatkan kebudayaan Hindu-Budha yang tumbuh dengan subur kawasan tersebut.
Agama Budha diperkirakan masuk ke Indonesia sejak abad kedua masehi dengan bukti ditemukannya patung dari perunggu di daerah Simpang Sulawesi Selatan, di Jember Jawa Timur dan di Bukit Siguntang Sumatera Selatan. Ajaran agama Budha yag masuk ke Indonesia adalah aliran Mahayana yang berkembang pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Mataram pada masa Dinasti Syailendra akan tetapi dalam perkembangannya terjadi percampuran antara agama Hindu dan Budha, khususnya di Jawa Timur tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa unsur budaya lama masih dominan dalam semua lapisan masyarakat.
Secara geografis Indonesia terletak dilintas jalur perdagangan internasional melalui jalur laut yaitu India-Indonesia-Cina dan seterusnya karena adanya hubungan dagang antara Indonesia dan India mengakibatkan masuknya pengaruh budaya India ke Indonesia, baik pengaruh Hindu maupun Budha. Oleh karena itu pusat-pusat peradaban Hindu-Budha banyak ditemukan di wilayah Indonesia yang menjadi bagian dari jalur perdagangan kuno antara Cina dan India.
Pada awalnya jalur perdagangan antara India dan Cina melewati Selat Malaka namun ada juga di antara mereka yang menyusuri sepanjang pantai Pulau Sumatra, Pantai Utara Jawa, pantai Timur Kalimantan dan terus ke Cina. Kawasan yang dilalui jalur perdagangan internasional seperti Sumatera, Jawa, Bali dan sebagian Kalimantan mempunyai kegiatan perdagangan yang ramai sehingga mengakibatkan kebudayaan Hindu-Budha yang tumbuh dengan subur kawasan tersebut.
Agama Budha diperkirakan masuk ke Indonesia sejak abad kedua masehi dengan bukti ditemukannya patung dari perunggu di daerah Simpang Sulawesi Selatan, di Jember Jawa Timur dan di Bukit Siguntang Sumatera Selatan. Ajaran agama Budha yag masuk ke Indonesia adalah aliran Mahayana yang berkembang pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Mataram pada masa Dinasti Syailendra akan tetapi dalam perkembangannya terjadi percampuran antara agama Hindu dan Budha, khususnya di Jawa Timur tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa unsur budaya lama masih dominan dalam semua lapisan masyarakat.
C.Perkembangan Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia.
1. Kerajaan Kutai
Kerajaa ini merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang terletak di Muarakaman, tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Sumber-sumber sejarah
a) Berita Cina dari Dinasti Tang (618-908 M)
b) Arca Budha berlanggam seni arca Gandhara di Kota Bangun (Kutai)
c) Arca kehidupan, seperti arca Ganesha di Serawak
1. Kerajaan Kutai
Kerajaa ini merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang terletak di Muarakaman, tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Sumber-sumber sejarah
a) Berita Cina dari Dinasti Tang (618-908 M)
b) Arca Budha berlanggam seni arca Gandhara di Kota Bangun (Kutai)
c) Arca kehidupan, seperti arca Ganesha di Serawak
Arca Ganesha
d) Prasasti-prasasti
Tujuh
buah prasasti yang disebut dengan Yupa yang berbentuk tiang yang
dipergunakan untuk mengikat hewan korban yang diparsembahkan oleh rakyat
Kutai kepada para dewa yang dipujanya. Prasasti ini menggunakan huruf
Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut antara lain
adalah silsilah raja yang mengatakan bahwa Maharaja Kudungga mempunyai
seorang putra bernama Aswawarman yang disamakan dengan Dewa Ansuma (Dewa
Matahari). Aswawarman mempunyai tiga putra, salah seorang yang
terkemuka adalah Mulawarman.
Yupa
PolitikRaja pertama Kerajaan Kutai adalah Raja Kudungga. Dengan masuknya pengaruh Hindu di wilayahnya, Kudungga kemudian mengubah struktur pemerintahannya menjadi pemerintahan kerajaan dan di perintah oleh seorang raja.
PolitikRaja pertama Kerajaan Kutai adalah Raja Kudungga. Dengan masuknya pengaruh Hindu di wilayahnya, Kudungga kemudian mengubah struktur pemerintahannya menjadi pemerintahan kerajaan dan di perintah oleh seorang raja.
Setelah
Raja Kudungga mangkat, pemerintahan digantikan oleh putranya yang
bernama Aswawarman. Kerajaan Kutai mengalami masa Kejayaan pada saat
pemerintahan berada pada tangan Raja Mulawarman yang tak lain adalah
putra dari Raja Aswawarwan. Raja Mulawarman adalah raja yang bijaksana,
kuat, dan berkuasa. Selain itu dia juga dapat menjalin hubungan yang
baik dengan kaumBrahmana, dengan bukti Raja Mulawarman yang memberikan
sedekah 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
SosialBerdasarkan prasasti Yupa di Kutai telah berkembang masyarakat yang memiliki kebudayaan hasil perpaduan antara unsur budaya India dan budaya lokal. Hal ini dapat dilihat dari golongan masyarakat yang menguasai bahasa Sanskerta dan dapat menulis huruf Pallawa, yaitu golongan Brahmana.
Golongan lainnya adalah golongan Ksatria yang terdiri dari kerabat Raja Mulawarma. Selain ke dua golongan tersebut terdapat juga golongan lain yang pada umumnya adalah rakyat Kutai purba yang masih memegang teguh agama asli leluhur mereka.
Agama yang dianut oleh Raja Mulawarman adalah agama Hindu aliran Syiwa, yang dapat diketahui dari salah satu prasasti Yupa yang menyebutkan tempat dalam tanah yang sangat suci yang di beri nama Waprakeswara (tempat suci untuk memuja Dewa Syiwa). Tempat ini selalu berhubungan dengan tiga dewa utama yaitu Brahmana, Wisnu, dan Siwa.
EkonomiKehidupan ekonomi Kerajaan Kutai diperkirakan sudah maju. Dengan bukti adanya kesanggupan pihak kerajaan memberikan sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana. Hal itu dapat juga menunjukkan bahwa mata pencaharian sebagian masyarakat Kutai adalah berternak, serta mengingat letak Kutai yang berada ditepi sungai Mahakam yang subur, masyarakat juga mempunyai kegiatan perdagangan dan pertanian.
SosialBerdasarkan prasasti Yupa di Kutai telah berkembang masyarakat yang memiliki kebudayaan hasil perpaduan antara unsur budaya India dan budaya lokal. Hal ini dapat dilihat dari golongan masyarakat yang menguasai bahasa Sanskerta dan dapat menulis huruf Pallawa, yaitu golongan Brahmana.
Golongan lainnya adalah golongan Ksatria yang terdiri dari kerabat Raja Mulawarma. Selain ke dua golongan tersebut terdapat juga golongan lain yang pada umumnya adalah rakyat Kutai purba yang masih memegang teguh agama asli leluhur mereka.
Agama yang dianut oleh Raja Mulawarman adalah agama Hindu aliran Syiwa, yang dapat diketahui dari salah satu prasasti Yupa yang menyebutkan tempat dalam tanah yang sangat suci yang di beri nama Waprakeswara (tempat suci untuk memuja Dewa Syiwa). Tempat ini selalu berhubungan dengan tiga dewa utama yaitu Brahmana, Wisnu, dan Siwa.
EkonomiKehidupan ekonomi Kerajaan Kutai diperkirakan sudah maju. Dengan bukti adanya kesanggupan pihak kerajaan memberikan sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana. Hal itu dapat juga menunjukkan bahwa mata pencaharian sebagian masyarakat Kutai adalah berternak, serta mengingat letak Kutai yang berada ditepi sungai Mahakam yang subur, masyarakat juga mempunyai kegiatan perdagangan dan pertanian.
2. Kerajaan Tarumanegara
Keajaan Hindu tertua kedua adalah Kerajaan Tarumanegara yang terletak di lembah sungai Citarum, Jawa Barat.
Sumber-sumber sejarah
1. Prasasti-prasasti Tarumanegara
Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara ditulis dengan menggunakan huruf pallawa dan berbahasa sanskerta, yaitu :
Prasasti Ciaruteun (Citarum)Ditemukan di tepi sungai Ciaruteun, Bogor. Pada prasasti ini hurufnya terdiri dari empat baris berbentuk puisi India dan juga terdapat lukisan laba-laba dan tapak kaki. Sebagian besar masyarakat meyakini bahwa tapak itu sebagai tapak kaki Raja Purnawarman yang merupakan penjelmaan kaki Dewa Wisnu.
Prasasti Kebun Kopi
Ditemukan di daerah perkebunan kopi, Kampung Muara Hilir, Cibungbulang, Bogor. Pada prasasti ini terdapat tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki Gajah Airwata yang merupakan kendaraan Dewa Wisnu
Prasasti Jambu (Koleangkak)
Ditemukan di bukit Koleangkak di daerah perkebunan jambu, sebelah barat Bogor.
Prasasti Tugu
Prasasti Tugu ditemukan di desa Tugu, Cilincing, Jakarta. Prasasti ini merupakan prasasti terpanjang dari semua peninggalan prasasti Purnawarman. Prasasti Tugu
Prasasti Cidanghiang,
Ditemukan di tepi sungai Cidanghiang, Kecamatan Munjul, Banten Selatan. Isi prasasti ini menyebutkan bahwa Raja Purnawarman adalah seorang raja yang agung, pemberani, dan perwira
Prasasti Pasir Awi,
Ditemukan di Pasir Awi, Bogor. Yang memuat tapak kaki namun prasasti ini belum bisa dibaca.
Prasasti Muara Cianten,
Ditemukan di Muara Cianten, Bogor, namun prasasti mengunakan huruf ikal yang belum bisa di baca.
2. Arca-arca peninggalan Kerajaan TarumanegaraKeajaan Hindu tertua kedua adalah Kerajaan Tarumanegara yang terletak di lembah sungai Citarum, Jawa Barat.
Sumber-sumber sejarah
1. Prasasti-prasasti Tarumanegara
Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara ditulis dengan menggunakan huruf pallawa dan berbahasa sanskerta, yaitu :
Prasasti Ciaruteun (Citarum)Ditemukan di tepi sungai Ciaruteun, Bogor. Pada prasasti ini hurufnya terdiri dari empat baris berbentuk puisi India dan juga terdapat lukisan laba-laba dan tapak kaki. Sebagian besar masyarakat meyakini bahwa tapak itu sebagai tapak kaki Raja Purnawarman yang merupakan penjelmaan kaki Dewa Wisnu.
Prasasti Kebun Kopi
Ditemukan di daerah perkebunan kopi, Kampung Muara Hilir, Cibungbulang, Bogor. Pada prasasti ini terdapat tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki Gajah Airwata yang merupakan kendaraan Dewa Wisnu
Prasasti Jambu (Koleangkak)
Ditemukan di bukit Koleangkak di daerah perkebunan jambu, sebelah barat Bogor.
Prasasti Tugu
Prasasti Tugu ditemukan di desa Tugu, Cilincing, Jakarta. Prasasti ini merupakan prasasti terpanjang dari semua peninggalan prasasti Purnawarman. Prasasti Tugu
Prasasti Cidanghiang,
Ditemukan di tepi sungai Cidanghiang, Kecamatan Munjul, Banten Selatan. Isi prasasti ini menyebutkan bahwa Raja Purnawarman adalah seorang raja yang agung, pemberani, dan perwira
Prasasti Pasir Awi,
Ditemukan di Pasir Awi, Bogor. Yang memuat tapak kaki namun prasasti ini belum bisa dibaca.
Prasasti Muara Cianten,
Ditemukan di Muara Cianten, Bogor, namun prasasti mengunakan huruf ikal yang belum bisa di baca.
Arca yang ditemukan diantaranya adalah Arca Rajasi, yang berasal dari Jakarta, dua buah patung Wisnu dan Cibuana.
3. Berita Cina
Antara lain adalah Catatan I-tsing (abad ke-7 M), berita dari Dinasti Soul, berita dari Dinasti Tang, dan berita dari Fa-hsien.
PolitikKerajaan Tarumanegara telah menjalin hubungan baik dengan negara-negara lain hal ini dapat dilihat dari berita cina yang menyebutkan bahwa Kerajaan Tarumanegara telah mengirimkan utusan ke negeri Cina. Kemajuan India di bidang pemikiran agama menyebabkan unsur-unsur budaya India di ambil aliholeh Kerajaan Tarumanegara, namun tindakan ini berhasil karena masyarakat Tarumanegara mempunyai potensi yang sepadan dengan budaya India.
Sosial
Raja yang pernah memerintah di Kerajaan Tarumanegara adalah Raja Purnawarman, dia adalah raja besar yang telah memerintah dan meningkatkan kehidupan rakyatnya Hal itu dapat dilihat dari prasasti Tugu yang menyebutkan bahwa Raja Purnawarman telah memerintah penggalian Sungai Gomatti untuk mencegah terjadinya banjir dan pemberian sedekah berupa 1000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Berdasarkan isi dari beberapa prasasti diperoleh gambaran bahwa Raja Purnawarman menganut agama Hindu aliran Wisnu, namun rakyat Tarumanegara masih sedikit yang memeluk agama Hindu-Budha karena menurut kesaksian Fa-Hsien rakyat Tarumanegara menganut agama Budha serta kepercayaan Animisme dan Dinamisme.
EkonomiDilihat dari beberapa sumber-sumber prasasti dan berita asing terlihat bahwa mata pencaharian penduduk Tarumanegara adalah beternak, berdagang, berburu, dan berlayar. Berdasarkan prasasti Tugu dapat di perkirakan bahwa mata pencaharian masyarakat Tarumanegara adalah bertani, karena dalam prasasti disebutkan tentang adanya usaha untuk menggali sungai Gomatti dengan tujuan untuk menanggulangi banjir dan mengairi sawah-sawah disekitarnya.
Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kesejahteran sosial
07:55
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari http://ilmupengetahuanumum.com, bahwa dunia yang kita tempati ini, memiliki 195 Negara dengan jumlah penduduk (populasi) sebanyak 7,095,217,980 jiwa (menurut CIA World Facebook Tahun 2013). Sementara Indonesia adalah Negara terbesar ke 4 dengan jumlah penduduk 251,160,124 jiwa dengan luas wilayah 1,904, 569 km rasio 3,5 % dari jumlah penduduk, setelah negara Amerika serikat dengan jumlah penduduk 316,668, 567 jiwa, peringkat ke 2 di tempati oleh india dengan jumlah penduduk 1, 220, 800,359 jiwa. Dan peringkat pertama di tempati oleh Cina dengan jumlah penduduk 1, 349, 585, 838 jiwa.
Dengan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat ini, maka pemerintah harus mempunyai strategi untuk menanggulangi pertumbuhan penduduk, karena bisa berpengaruh terhadap negara itu sendiri, dengan maksud bahwa pemerintah harus mempunyai program-program yang bisa mencegah pertumbuhan penduduk.
Sementara penduduk yang terlalu banyak, secara otomatis mempunyai beberapa dampak. Salah satunya adalah banyaknya pengangguran, makanya pekerjaan yang tidak beretika menjadi alternatif pilihan hidup seperti mencuri, mengamen, merampok, dan masih banyak contoh lainnya
Pertambahan penduduk terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sangat berpengaruh dengan kehidupan masyarakat itu sendiri, jika pertumbuhan penduduk itu tidak bisa di kontrol maka akan terjadi konflik antar masyarakat itu sendiri, bisa berupa konflik suku, agama, ras, dan antar golongan.
Selanjutnya, pertumbuhan penduduk juga mempunyai dampak terhadap lingkungan dan kelestarian alam, minimnya kesadaran individu untuk menjaga dan melestarikan alam tempat tinggal semua mahkluk hidup. Tak heran jika di Indonesia banyak illegal loging (penebangan hutan liar), sehingga ekosistem alam sudah tak lagi seimbang.
Yang lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk yang sangat pesat yaitu dampak terhadap kesejahteraan ekonomi. Maklum, yang penulis ketahui bahwa lapangan pekerjaan di Indonesia ini sekarang semakin sempit, seiring populasi usia kerja semakin banya. Dan mirisnya lagi, orang pribumi mayoritas bermental pencari kerja bukan pencipta lapangan pekerjaan. Makanya keadaan ini harus akui namun bukan berarti tidak ada solusi. Melainkan dari keadaan ini menjadi sebuah catatan besar bagi pemerintah untuk mewujudkan program yang identik dengan antisipasi peningkatan jumlah penduduk secara signifikan.
Seiring dengan realita mental pencari kerja, mengutip kalimat Tung Desem Waringin salah satu entreprenuer (pengusaha) Indonesia mengatakan, populasi pengusaha orang Indonesia masih minim, hanya berjumlah 1,5%. Hal tersebut menunjukkan daya kreatifitas orang pribumi untuk berdikari menciptakan lapangan kerja sangat minim, berbanding terbalik dengan jumlah pencari kerja di Indonesia yang semakin menjamur, karenanya pemerintah harus meyiapkan solusi ataupun program penetasan permasalahan tersebut, sesuai dengan tulisan saya di atas sebelumnya.
Apabila tidak ada solusi memecahkan masalah tersebut, maka menurut hemat saya, akan berdampak sulit menembus rantai kemiskinan yang dialami oleh Indonesia yang dimana kemiskinan akan banyak dan terus bertambah setiap tahunnya. Ya, bisa jadi bertambahnya kejahatan, karena kurangnya kesempatan bekerja dan mereka nekat untuk melakukan kejahatan. Karena ya itu tadi, mereka juga ingin melanjutkan kehidupan dan memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Maka dari itu saya selaku penulis sekaligus generasi penerus Negara Indonesia, menyarankan dan berpendapat kepada pemerintah Indonesia harus menyiapkan program untuk menanggulangi itu semua. Misalnya menyiapkan lapangan pekerjaan yang layak, supaya mereka semua bisa bekerja dan memenuhi kebutuhan serta mensejahterakan keluarga mereka. Dan segala sumber daya perlu diciptakan untuk meningkatkan modal usaha, meningkatkan mutu modal manusia mulai dari gizi, kesehatan maupun pendidikan.
Selanjutnya untuk mencegah dampak meledaknya penduduk di Indonesia, penulis pun memberikan saran dan masukan kepada pemerintah Indonesia yakni menggelar program kepada masyarakat se Indonesia dengan membatasi kelahiran bayi. Caranya ? ya tentu memaksimalkan program keluarga berencana. Juga bisa dengan cara pelaksanaan program tranmsigrasi sebagi upaya untuk mengatasi pemusatan penduduk atau kepadatan penduduk dan persebaran penduduk yang tidak merata. Nah kalau mengenai pendidikan bagi masyarakat, ya sejatinya pembangunan gedung-gedung sekolah lebih memadai, supaya yang belum mengenyam pendidikan bisa mengenyam pendidikan setinggi mungkin yang mereka mau.
Akhirnya dengan adanya program yang penulis tawarkan di atas, secara perlahan bisa mencegah pertumbuhan penduduk, dan menangulangi pengangguran dan mencegah kejahatan, di Indonesia, sehingga Indonesia bisa menjadi sejahtera, aman, dan damai. Amiin.
Subscribe to:
Posts (Atom)